Senin, 07 Maret 2011

Ayam serama, benda hidup bernilai seni

Sempat timbul dan tenggelam, kini ayam serama kembali memulai masa keemasanya. Permintaan terus tumbuh, seiring dengan ini harga pun terus terdongkrak naik. Kini, orang pun mulai kesulitan mendapatkan ayam serama, khususnya serama indukan baik jantan maupun betina.

Ayam serama tergolong ayam hias, ada yang menyebut sebagai ayam sombong, karena gaya jalanya yang tegak sambil membusungkan dada. Karena bentuknya yang unik dan cenderung lucu, ada yang menyebutnya lebih sebgai mainan anak kecil.

Apapun sebutan yang menyertainya, ayam serama yang berpostur kecil ini gayanya memang menggemaskan. Tak keliru bila disebutkan bahwa menggemari ayam serama benar-benar bisa mengobati atau mengusir stress. Penggemar ayam seramapun kini semakin banyak dan terus meluas.

Disaat yang sama, mereka membentuk komunitas dan kemudian ada usaha untuk menggelar kontes serama. Kontes, menjadi salah satu pemicu untuk semakin menggelembungkan jumlah penggemar sekaligus sarana sosialisasi agar punya persepsi yang sama tentang serama yang bagus dan layak juara itu seperti apa.

Seperti jenis hobi hewan piaraan lainya, ayam serama yang bagus pun memiliki kaidah atau patokan atau pakem tertentu. ada sejumlah prasyarat agar seekor ayam serama dikategorikan bagus, sehingga layak untuk diikutkan kontes dan karena itu pula bisa dibandrol dengan harga relatif mahal.

Secara umum, penampilan serama itu kecil, tampak bulat, jinak dan bila berdiri penuh ke anggunan dan aktif dan aktif. Bila diamati dengan seksama, kalau ditarik garis vertikal, paruh akan masuk jauh kebelakang. Karena serama adalah ayam hias buat dilihat untuk memanjakan mata. Yang tak boleh ditinggalkam dalam melihat karakteristik dari serama adlah ules dan atau warna. Warna yang bagus adalah yang tampak bersih, harmonis seimbang perpaduan warna antara warna yang terlihat cerah dan kombinasi warnaya menyebar secara merata.