Senin, 14 Februari 2011

Melatih ayam serama

Ayam serama akan mempunyai nilai lebih jika berani bergaya di depan juri. Yang menjadi soal adalah tidak semua ayam serama akan mengetahui hal ini. Bahkan tidak sedikit yang malah menjauh dari hadapan juri yang sebetulnya jaraknya hanya berkisar semeter. Yang kurang jinak atau kurang latihan pastilah seperti demam panggung.

Sebenarnya ayam serama bisa dilatih karena pada dasarnya ayam serama adalah jinak. Bahkan bisa diajak bercengkrama bila sudah mengenal betul tuanya. Biar tidak demam panggung, latihan rutin mutlak diperlukan. Misalnya, setiap hari dicoba latihan diatas meja catwalk, lalu ditiga sisi samping meja itu sang pemilik duduk.

Persis layaknya tengah kontes, Melatihnya dengan cara memanggil misalnya dengan menjentikan kuku atau suara-suara khas tertentu. Dengan cara itu saat dimena kontes sungguhan dia akan terbiasa. Ia akan mendekat ke seseorang yang duduk disisi meja. Setelah itu akan bergaya.

Agar dia mau berhenti tepat di depan juri juga bisa dilatih. Salah satunya adalah memeganginya tepat dimana biasanya juri berdiri. Pegangi - lepaskan dan pegangi lagi. Sertai juga dengan elusan-elusan manja. Maka dia akan terbiasa untuk berdiri dan bergaya didepan seseorang yang duduk tepat disalah satu sisi meja.

Serama pada dasarnya memiliki otak yang cerdas. Ia mudah mengingat sesuatu yang seringkali diajarkan. Misalnya mengangkat kaki. Bila dia sering diangkat kakinya saat diatas karpet hijau, maka hal serupa akan diperagakan. Begitu pula dengan narik ala kerkslam atau membusungkan dadanya juga bisa dilatih. Yang memudahkan ayam mengingat yang diajarkan adlah kehadiran tuan atau pelatihnya diseputran meja kontes.