Minggu, 06 Februari 2011

Ayam serama, makin birahi makin ber-aksi

Kecil-kecil cabe rawit. Ayam kecil mungil ini ternyata birahinya sangat tinggi. Sesuai naluri kehewanan maka bila tengah birahi dia akan berusaha untuk mejeng, memamerkan ketampananya atau kecantikanya. Tentu saja kala nampang itu dia akan bergaya sejadi-jadinya.

Oleh karena itu agar seekor serama mau bergaya habis-habisan saat dikonteskan, sebaiknya dia dibuat tengah birahi tinggi. Ibaratnya melihat tangan yang dikepak-kepakan saja dia akan birahi. Karena itu saat kontes, sang joki bisa seperti memainkan tanganya agar dia mau bergaya karena birahi.

Tidak hanya yang jantan yang memiliki birahi tinggi, tapi betina juga demikian, tetapi gawatnya bila betina kelewat birahi justru malah cilaka, saat ada tangan didekatnya bisa saja ia malah tidak bergaya dengan membusungkan dada tapi justru malah berjongkok ingin dikawini.

Oleh karena itu, betina yang hendak dikonteskan justru jangan diangkat kelewat tinggi birahinya. Misalnya tetap diumbar bersama ayam-ayam lainya namun jangan sampai dikawinkan. Karena perkawinan adakalanya malah merusak bulu-bulunya.

Berbeda dengan serama jantan, justru harus diangkat setinggi mungkin birahinya menjelang turun kontes. Untuk membuat birahinya tinggi saat kontes, ada baiknya sekitar seminggu sebelumnya jangan dipertemukan dengan serama lain jenis. Misalnya dikurung dan hanya bisa melihat dari jauh kumpulan betina . Ia hanya berkokok-kokok untuk memanggil para betina namun tak berkesempatan untuk mendatangi dan mengawininya.

Justru nanti saat berada berada diarena kontes birahinya itu sedikit di salurkan. Misalnya sebelum turun gelanggang diberi kesempatan sekali saja mengawini seekor betina setelah itu dipegangi dan dielus-elus lagi sampai tiba saatnya turun ke catwalk kontes.

Karena sudah melepas syahwatnya tapi masih mau lagi, dia akan cenderung mendekati siapa saja yang dekat denganya, termasuk juri yang tengah duduk dihadapanya.