Di arena kontes, juri menilai serama dari aspek sosok dan gaya. Kedua aspek itu dinilai dengan porsi berbeda, sosok 75%, dan gaya 25%. Penilaian sosok yang meliputi bagian kepala, tubuh, sayap, bulu, kaki dan ekor, harus mencerminkan kemungilan ayam serama. Sedangkan gaya di nilai ketika serama menampilkan karakter sombong atau angkuhnya diatas catwalk, membusungkan dada dan melangkah mantap dengan pandangan lurus ke depan.
Standar penilaian itu bersifat umum. Artinya, baik di Malaysia, Indonesia, Thailand bahkan di Amerika serikat, juri menggunakan cara yang sama untuk menilai kecantikan ayam serama.
Di Indonesia setiap komunitas serama memberlakukan proses penjurian yang berbeda. Ada yang hanya menilai serama diatas catwalk, ada juga yang melakukan 2 kali penjurian yaitu dikandang dan catwalk. Demikian lamanya waktu penilaian, komunitas tertentu merasa cukup dengan memberikan waktu 1,5 menit kepada masing-masing serama. Komunitas lain menambah waktu penjurian menjadi 3 menit, malah ada yang menetapkan waktu penjurian hingga 10 menit untuk beberapa serama yang dinilai masal.
Standar penilaian itu bersifat umum. Artinya, baik di Malaysia, Indonesia, Thailand bahkan di Amerika serikat, juri menggunakan cara yang sama untuk menilai kecantikan ayam serama.
Di Indonesia setiap komunitas serama memberlakukan proses penjurian yang berbeda. Ada yang hanya menilai serama diatas catwalk, ada juga yang melakukan 2 kali penjurian yaitu dikandang dan catwalk. Demikian lamanya waktu penilaian, komunitas tertentu merasa cukup dengan memberikan waktu 1,5 menit kepada masing-masing serama. Komunitas lain menambah waktu penjurian menjadi 3 menit, malah ada yang menetapkan waktu penjurian hingga 10 menit untuk beberapa serama yang dinilai masal.